Langsung ke konten utama

Unggulan

Dear, Rawi (4)

Dear, anakku sayang. Hari ini nggak mau bilang apa-apa, selain terima kasih dan maaf. Terima kasih karena sudah tumbuh jadi anak yang lucu, sehat, dan cerdas. Kamu bukan anak penurut, tapi tak kan habis akal Uma dan Baba agar kamu memahami kenapa kamu harus nurut sama kami, LOL. Semoga kerja sama kita berlangsung dengan baik hingga kemudian hari, hahaha. Terima kasih karena Rawi mau memakan apa yang Uma beri, meski mungkin membosankan atau kurang enak. Wi, banyak orang menilai Uma terlalu selektif dengan makananmu. Bahwa Uma melarangmu makan manis, minum manis, termasuk susu, terutama susu. Bahkan Jiddah-mu sendiri kewalahan memahami bahwa kamu alergi susu, dan dia terus meminta Uma memberimu susu. Padahal Uma tak akan lupa rasa stresnya saat kamu minum susu dan tidak makan, lalu di tengah waktu bermain kamu kelaparan. Hadeh. Untuk itu, Uma minta maaf. Tidak ada niat melarang berlebihan. Yang Uma lakukan semata-mata buat kebaikan Rawi, tidak mungkin tidak. Makanan manis hanya akan memb...

“Inas mau nggak jadi pacar Abang?”


Halo abang. Kita udah… ada kali ya lima tahun enggak ketemu?

Hmm. Abang nggak kangen aku? Ah, kan Abang eksis. Banyak manggung di sana sini. Ketemu cewek-cewek cantik. Ya kan ya? Ya mana mungkin kangen sama aku.

Apa aku perlu ingatkan Abang? Mungkin beberapa momen ini akan buat Abang kembali ingat siapa aku.

Aku orang dari masa lalu Abang. Aku dulu pernah sangat dekat sama Abang. Pernah sangat sayang sama Abang. Pernah berharap Abang ada terus buat aku, mengingat betapa peran seorang kakak sangat aku butuhkan.

Aku perempuan yang dulu akan senang sekali tiap kali cium tangan Abang saat kita ketemu. Tangan abang lembut. Wangi. Aku suka.

Aku perempuan yang dulu pernah tidur di ranjang Abang. Atau di kamar Jidah. Atau entah di kamar mana di Layur. Kita cerita-cerita, becanda, guling-guling ke sana ke mari, adu cerita horor, dan sebagainya.

Aku perempuan yang pernah naik becak berdua dengan Abang di bulan puasa. Kita sama-sama ke warnet langgananku. Waktu itu masih jaman Friendster, aku inget banget. Sayangnya waktu kita ke sana, Friendster lagi maintenance. Hahahaha! Semua sia-sia, dan kita pulang jalan kaki berdua, ngobrol-ngobrol santai. Ah,  how I miss that moment.

Aku perempuan yang pernah Abang jahili. Jahil terjahil Abang adalah saat kita di kamar Jidah, entah bertiga atau berempat dengan Fara dan lainnya, Abang bilang “Inas mau nggak jadi pacar Abang?”. Sontak aku nyengir, lari keluar kamar dan menemui Umik. “Umik, Abang Fadil masa bilang inas mau nggak jadi pacar abang. Gitu, Mik,” aduku. Lalu kita tertawa dan kembali ke kamar.

Aku perempuan yang menyukai sketsamu. Sketsa yang tidak akan aku hapus. Meksi begitu konyol! Hahahaha. Kau melukis seorang pria tampan yang menatap tajam ke perempuan berambut ombak, sayangnya di wajah perempuan itu kau lukis tanda tanya, dan kau tulis di bawahnya: siapa gadis tercantik? Aku ingat sekali, list pertamanya adalah Christina Aguilera :)

Aku perempuan yang masih menyimpan detailmu. Satu kertas yang pernah kau gambari Harry Potter, disertai kata-kata yang berhubungan dengan tokoh fiksi favoritmu itu: Albus Dumbledore, Profesor McGonagal, Sirius Black, Voldemort, Gryffindor, dan banyak lagi lainnya.

Aku perempuan yang selalu berharap keajaiban, bahwa ketika momen itu datang, entah Idul Fitri, Idul Adha, atau hari apapun, Abang akan datang lagi. Sebagai kakakku, sebagai temanku, sebagai seseorang yang mau berbagi sayang aku. Berbagi juga tentang kucingmu, rumah barumu, lagu-lagu kesukaanmu, scream-mu. 

Betapa aku merindukan saat-saat bersama kamu. Lagi.

Aku adik Abang. Dan akan tetap jadi adik Abang.

I love you. I miss you. Youuuu.

Komentar

Postingan Populer