halo, Tuan Waktu dan Nona Prasangka.
Tuan Waktu. beraninya kau membawaku ke tempat ini, lalu seolah tanpa dosa kau buat aku tak bisa berkutik. Bahkan berpikir. all I do is lay down here. waiting, regret, waiting, regret, expect, waiting, expect like an idiot. I feel terrible for myself! do I look like an idiot for you? ha? yes? aha sure it's yes for you because you're incredibly an evil!
YES I AM YELLING AT YOU!
ya, kau akan menatapku dengan tatapan sok bijakmu itu dan bilang, "semua akan indah pada waktunya." and your game begin. ya it's your game! you think your wiser, bigger, important? nah. i don't wanna give a shit with you anymore.
dan kau, Nona Prasangka. apa yang kamu mau lagi dariku? bukankah di cerita kali ini kita sepakat bahwa kita berteman? kenapa lagi-lagi kau mainkan trik dan dramamu? bagaimana bisa kamu menyiksaku lagi dengan trik menyebalkan ini, setelah kau paham betul - dan aku yakin kau paham betul - bahwa aku sangat hati-hati? bahwa tidak mudah lagi bagiku mengiyakan semua permintaan, ajakan, dan tampang itu?
mengapa sulit sekali bagimu untuk percaya bahwa, aku sudah cukup dikebiri rasa?
bahwa aku sudah tidak lagi mau bermanja-manja?
aku harus apa?
meski aku sudah menyerahkan diri baik-baik, kenapa tak bisa saja kalian baiki aku untuk cerita satu ini? kenapa masih ada ragu-ragu itu yang kau tiupkan ke telingaku?
bukankah kalian tahu betul seperti apa tipeku? bahwa aku tidak pernah main-main menaruh harapan? bahwa aku tak merindukan keelokan dimata tapi juga hal-hal gaib seperti hati, sikap, buah pikir? tidakkah itu cukup memberi gambaran pada kalian betapa aku sudah berubah, betapa aku tidak seperti gadis-gadis lain yang kalian permainkan?
aku mengaku, tiga tahun terakhir, banyak sekali godaan yang datang, dan banyak pujian kulontarkan. tapi itu karena mereka layak dipuji. semua lelaki itu memang layak dipuji. dan aku pun tak mengejar semua pujian, bukan? aku tak lagi seobsesif dan posesif dulu, bukan?
aku harus apa?
mengunci lagi dinding itu rapat-rapat, berlagak aku tak punya waktu untuk sekedar menikmati malam dalam gandengan? berlagak hidupku cukup bersama pekerjaanku, musikku, filmku, dan pertunjukan? BERLAGAK SEMUA LELAKI BUKAN TIPEKU, THEY DON'T DESERVED ME, BERLAGAK AKU BISA HIDUP TANPA....
i don't give a shit anymore.
bukankah kalian juga tahu bahwa aku tak bersahabat baik lagi dengan "lebih dulu menghampiri", atau "lebih dulu mengajak" karena - kalian tahu - aku mudah dikecewakan? karena aku selalu menghargai detil kecil, menganggapnya, memperhitungkannya.
ah, ya.
hampir lupa.
aku adalah bahan candaan. aku bahan tertawa orang. aku bukan siapa-siapa dan tidak akan menjadi siapa-siapa. aku si gadis polos itu, yang rela dipontang-panting NURANI BAIK HATI. buang muka sama semua kenikmatan duniawi. aku perempuan yang relijius polos, yakin bahwa semakin kau disakiti maka dosa-dosamu perlahan terhapuskan. aku sudah berusaha keras menjadi diri sendiri, seperti kata kalian, lalu?
tapi terima kasih sudah menyadarkanku, bahwa aku bukan sembarang perempuan.
aku akan berbeda, dengan keterbatasan itu. dengan nurani itu.
aku tidak akan menguasai apapun di dunia. lagipula aku bukan tipe yang menyukai apa yang kalian sebut uang, harta, tahta, rumah mewah, tampang rupawan. tidak.
and this your whole game? nice to be in it.
tapi aku setahap lagi lebih maju untuk percaya bahwa, semua ini omong kosong.
jatuh cinta itu omong kosong.
Komentar
Posting Komentar