Saya pernah
bilang....
Move on is nonsense.
It is legal to love someone all your life. We all have that one person who we
love eventho we can’t be with her or him.
Saat itu saya pikir move
on itu omong kosong. Siapa bisa mengatur perasaan kita? Perasaan adalah
barangkali satu ruang yang jadi hak kita sepenuhnya, hanya bisa dilihat oleh
kita, dikendalikan oleh kita, dimiliki oleh kita. Orang tak bisa sekenanya
menyuruh kita merasa begini dan begitu.
Pikiran itu muncul karena satu memori terindah atas lelaki
yang menjiwa dalam diri saya. Segitu indah dan berharganya, sampai-sampai saya
ingin memiliki hak untuk meninggikannya dalam hati saya, selalu menyebutnya
dalam sejarah cinta kasih saya.
Tapi setelah waktu bergulir...
Memori terindah itu digilas fakta bahwa jejak hati saya tak
ada lagi di dalam hati lelaki itu. Dia bertemu perempuan lain. Dia bertemu
perempuan yang lebih baik daripada saya. Dia bertemu perempuan yang berani
bermimpi seperti dirinya. Dia bertemu perempuan yang tepat untuknya. Dia
bertemu perempuan yang akan menyanjungnya seperti dulu kulakukan. Dia bertemu
perempuan yang akan menyayanginya seperti yang dulu kulakukan. Dia bertemu
perempuan yang... melakukan semuanya lebih baik dari saya. Lalu jejak saya
sudah hilang sama sekali.
Saya mengetahui siapa perempuan ini, dan saya rasa semua
firasat saya benar.
Maka selamatlah untuk dia dan selamat pula untuk saya.
Baginya, selamat karena sudah bersama lelaki yang baik,
berani, setia, yang sayangnya harus menderita karena rasa sayang saya yang luar
biasa, dulu.
Bagi saya, selamat karena sudah sadar bahwa ada banyak cinta
di luar sana yang lebih layak diperjuangkan. Selamat untuk sadar bahwa kamu
lebih mungkin lebih dekat kepada mati, Inas. Bahwa cinta bisa dibangun kapan saja. Bahwa kamu harus menggunakan akal di atas perasaan. Bahwa kamu harus maju dan menghempaskan diri dari setan memori yang menarikmu, merayumu kembali menyesali ke masa lalu. Selamatlah untuk sadar bahwa lelaki yang berani mengambil tanggung jawab untuk hidup bersamamu, kepadanyalah cintamu yang berharga itu layak dilabuhkan.
Selamatlah untuk sadar bahwa move on itu bukan omong kosong.
Selamat, Nash :)
BalasHapusTerima kasih, Jes :)
Hapus