Teruntuk calon anakku tersayang
Calon anakku yang terkasih,
saat ini kamu masih di alam berbeda.
Wujudmu belum ada. Ah, tentu saja. Anganku masih belum sampai padamu. Masih
banyak yang perlu dibenahi sebelum akhirnya aku siap menghadirkanmu ke dunia. Memang
sering kuimpikan akan seperti apa kau di dalam perutku nanti. Akan seperti apa
rasanya kau tendang. Aih, pasti menyenangkan. Ini memang belum saatnya. Tapi
aku tahu, kamu ada, melihatku dari alam entah dimana, menunggu keajaiban itu
terjadi dan kita akan bercengkerama di semesta-Nya.
Kau tahu, calon anakku?
Kamu akan jadi anak yang luar biasa. Kamu
akan jadi pribadi yang istimewa. Bagaimana tidak? Ibumu ini sudah mulai membaca
buku mengenai anak. Ibu mulai mencari tahu seperti apa saat nanti imengandungmu.
Apa yang harus Ibu lakukan agar kau tumbuh sehat di kandungan. Akan ibu
pastikan pola makan ibu membaik, tidak sekenanya seperti saat ini. Akan kuberi
kau gizi, mineral, protein, segala yang terbaik. Hai, Ibu juga siapkan nama
untukmu, Nak! Jika kau lelaki, namamu adalah Ismail dan jika kau perempuan maka
namamu adalah Fatimah. Keduanya kuambil dari sosok yang akan kau kenal ketaatan
dan kebaikannya nanti lewat buku kisah Nabi. Indah, bukan?
Ibu sudah mempelajari pula bagaimana cara
membesarkanmu kelak. Cara apa yang baik untuk mengajarimu hal-hal baru. Menuntunmu
menjadi pribadi saleh salehat. Mengembangkan bakat dan citamu. Dapatkah kau
rasakan, Nak? Betapa ibu menyayangimu, bahkan sebelum kau melengkung membentuk.
Anakku,
semua itu kupersiapkan demi kebahagiaanmu.
Aku ingin kau tahu bahwa segalanya akan berubah saat nanti kau dewasa. Kau akan
mengadapi rentetan persoalan hidup yang beberapa diantaranya tak mudah. Kau
akan diterpa pilihan, ditelan bimbang, didekati setan. Hari-harimu dibuka dengan
tantangan dan ditutup dengan pengharapan. Kadang malammu akan tenang, kadang
gelisah.
Tapi tenang, calon anakku,
Ibu tak akan membiarkanmu sendirian
mengarungi semua ini. Dengan bekal yang kini dan nanti kumiliki, kita akan
bersama menghadapinya. Memang ada kalanya kau harus maju sendiri, tapi ingat,
Ibu akan selalu bersamamu. Ibu akan melepasmu di medan perang dengan berjuta
ajaran, lalu menunggumu di perapian. Setelah kau selesai berperang, kita akan
duduk bercengkerama, berbagi kisah, yang indah maupun tidak.
Anakku,
duniamu akan jauh berbeda dari dunia ibu
saat ini. Tantanganmu bisa jadi lebih dari yang ibu hadapi. Harga sembako yang
tinggi, biaya pendidikan yang selangit, negara yang carut marut, lingkungan
yang tak baik, itu seperempat dari persoalan hidup lainnya. Tapi seperti janji
Ibu, kita akan mengarunginya bersama. Kita ubah semua masalah itu menjadi
berkah. Kita jadikan semuanya indah, karena kita punya Tuhan yang jauh lebih
besar dari masalah kita. Hebat, kan?
Calon anakku sayang,
Terima kasih telah hadir di dunia. Kaulah
mutiara yang aku dan ayahmu tunggu. Bagaimanapun keadaanmu kelak, kau buah hati
yang diamanatkan kepada kami. Maafkan Ibu, Nak, jika kelak aku melakukan
kesalahan padamu. Tapi sesuungguhnya, hanya kebahagiaan yang aku inginkan
untukmu. Kau kesayangan Ibu, dan selamanya akan begitu.
Salam,
Calon
Ibumu.
Komentar
Posting Komentar