Langsung ke konten utama

Unggulan

[REVIEW BUKU] Ada Apa dengan Introver: Siapa, Mengapa, dan Bagaimana

Mungkin memang enggak ada yang namanya kebetulan, melainkan takdir.  Takdir untuk buku ini adalah, saya dapat masukan dari Mbak Lintor untuk menyusun buku tentang move on , kala itu kata move on sedang beken-bekennya, sekitar tahun 2014-2015? Iya sekitar segitu. Blio juga mengusulkan seorang psikolog bernama Pingkan Rumondor, yang dalam waktu dekat bakal mengisi seminar di Universitas Indonesia, untuk menulis buku soal move on  itu.  Proyek itu disambut hangat oleh mbak Pingkan. Dalam proses menulis dan mengedit naskah blio, saya pun mengunjungi tempat blio mengajar di Binus untuk ngobrol , hingga akhirnya dalam sebuah kunjungan, saya bertemu mbak Rani Agias Fitri . Di sana, lahirlah obrolan mengenai rencana penulisan buku blio mengenai introver, sebuah bidang yang menjadi kajian mbak Rani. Kebetulan saat itu, blio dan rekannya, Regi, tengah menyelesaikan proyek tugas akhir mengenai introver pula.  Pucuk dicinta ulam pun tiba, gitu kali ya peribahasanya. Saya pun usu...

#9 Two Smileys That Describe Your Life Right Now

hmmm, emang smiley ada apa aja, sih?

*brb cek hape*

hmm, kalau disamakan dengan smiley, maka hidup gue mirip dengan dua smiley berikut ini:













ini smiley apaan, ya? hmm, sebenernya kalau dibahasakan akan jadi "ya udahlah". yap, gue saat ini memang sedang bodo amat sama rasa gundah gelisah gulana nggak jelas. nggak mau fokus sama masalah, tapi pengen belajar fokus ke solusi karena truly itu akan membantu gue menjadi pribadi yang nggak sempit hatinya. pengen banget ngurangin mikir hal-hal yang nggak penting dipikirin, kayak "aduh dia marah sama gue nggak ya" atau "duh harusnya gue gini kali ya" karena it doesn't fix things, yang bisa fix things ya gue meminta maaf kalau ada salah dan keep going sama apa yang lagi dan harus gue kerjain.

hidup gini amat? ya udahlah ya ~ jalani aja, nikmati aja, hadapi aja. manusia tempatnya salah. toh Allah udah ngatur kok gimana hidup kita, yang megang hidup mati kita juga Dia, jadi nggak perlu ribet mikirin maunya manusia, tapi ribet aja mikirin maunya Allah. mikirin maunya manusia mah nggak ada habisnya!

#LAGILEMPENG


smiley kedua:













HAHAHAHA maksa banget ya smiley-nya? tapi jujur gue emang lagi pengen jadi anak alim (((lagi pengen))). hmm, kenapa ya? mungkin karena gue makin yakin bahwa kematian itu pasti. trus, coba take a second untuk membayangkan, setelah nyawa dicabut nanti kita bakal dikemanakan?

bayangin nanti malaikat akan membawa kita ke mana? surga atau neraka kah? bayangin nanti kita siap nggak menghadapi pertanyaan di kubur, berjalan di atas shirathal mustaqin? siap nggak kita dihakimi sama hakim paling Agung?

percaya atau nggak, ini akan terjadi. dalam satu hempasan detik kita berubah. dunia kita berubah. tempat berpijak kita berubah. dalam satu tarikan nafas aja malaikat datang, mencabut kita, dan dari situlah hidup kita berubah dalam hitungan detik yang bahkan kita nggak sadar kejadiannya gimana: kita menerima balasan atas apa yang kita lakuin.

then, lo tahu kan Nabi Muhammad saw. aja sampe nangis-nangis mohon ampun padahal beliau dijamin bebas dari dosa. lah elu? gue?

apa yakin sedekah kita yang nggak seberapa itu bisa bikin selamet? apalagi sedekahnya entah ikhlas entah enggak. entah riya' entah enggak, kan?

apa yakin sholat kita yang nggak jelas khusyu' enggaknya itu pasti diterima? emang kita udah wudhu yang bener?

apa yakin amal baik kita cukup?

yakin bingit?

emang lo siapa?

gue lagi seneng banget ngebayangin itu. ngebayangin dibawa ke alam akhirat sama amal gue. ngebayangin amal gue banyakan baik atau buruknya. biasanya suasana bakal mendukung kalo ngebayangin mati pas malem-malem, udah terbujur di kasur dan hendak tidur, trus nyalainnya lampu tidur, bukan lampu kamar. beeeeh, sensasinya berasa banget, guys :)

itulah, sodara-sodara. dua smileys yang menggambarkan hidup gue baru-baru ini. kalau kamuh?

Komentar

Postingan Populer