Langsung ke konten utama

Unggulan

Review Buku 'Ada Apa dengan Introver?': Siapa, Mengapa, dan Bagaimana

Mungkin memang enggak ada yang namanya kebetulan, melainkan takdir.  Takdir untuk buku ini adalah, saya dapat masukan dari Mbak Lintor untuk menyusun buku tentang move on , kala itu kata move on sedang beken-bekennya, sekitar tahun 2014-2015? Iya sekitar segitu. Blio juga mengusulkan seorang psikolog bernama Pingkan Rumondor, yang dalam waktu dekat bakal mengisi seminar di Universitas Indonesia, untuk menulis buku soal move on  itu.  Proyek itu disambut hangat oleh mbak Pingkan. Dalam proses menulis dan mengedit naskah blio, saya pun mengunjungi tempat blio mengajar di Binus untuk ngobrol , hingga akhirnya dalam sebuah kunjungan, saya bertemu mbak Rani Agias Fitri . Di sana, lahirlah obrolan mengenai rencana penulisan buku blio mengenai introver, sebuah bidang yang menjadi kajian mbak Rani. Kebetulan saat itu, blio dan rekannya, Regi, tengah menyelesaikan proyek tugas akhir mengenai introver pula.  Pucuk dicinta ulam pun tiba, gitu kali ya peribahasanya. Saya pun usul ke Pemred dan tok

Tentang Mencuri Raden Saleh: Sebuah Review

Baiklah, ini film yang udah kutunggu sejak awal tau kabarnya. Yang menarik pertama bagiku, judulnya. Mencuri, Raden Saleh. Wow. Langsung terpampang bahwa ini film heist, perampokan, kejar-kejaran. Oke, seru.

Kedua, dari sutradara yang menurutku cukup oke track record-nya. Ketiga, tentu saja: DUET MAUT PERDANA AYANG ANGGA YUNANDA DAAAAN IQBAAAL RAMADAAAAAN! Waduh, tau dua nama itu langsung deg-deg duar. Terus kangen juga sama Umay yang dulunya gemesin, sekarang sudah sangar dan jago marah-marah, lol. Nama Ari Irham juga sempet tau sekelebat, kalo Aghniny ama Rachel udah tau banget, lah.  

Akhirnya, hari itu tiba. Setelah ditunda beberapa kali akibat harus bedrest, malam ini saya dan mas suami nonton Mencuri Raden Saleh. 

**

Enaknya bicara hal-hal yang menurutku bolong terlebih dahulu. Pertama, yang paling mengganggu, karakter bapaknya Piko alias si Budiman. Penokohan dan ketersambungan karakter dia pada Permadi, juga alasan di balik aksi terakhir dia mengkhianati Piko, itu masih blur bagiku. Mungkin memang dimaksudkan sebagai sebuah twist, tapi twist yang... yaudah, gitu. Kosong. Nggak lantas kagum atau kaget. Nggak berkesan. 

Belum nyampe juga di aku, kenapa si Permadi yang mantan presiden itu repot-repot 'bermain' dengan tersangka pembobol bank, alias Budiman? Apakah mereka menjalin relasi sebelum itu? Itu lubang yang gede menurutku. Tiba-tiba Permadi datang ke penjara, berterima kasih atas rencana ciamik Budiman. Kenapa Budiman? Atau Permadi sesungguhnya tertarik pada kepiawaian Piko, anak Budiman, yang lihai memalsu lukisan? Ini lompatan yang jauh. Ada yang bisa bantu aku memahaminya?

Berikutnya, si Permadi himself. Hehehe, kenapa ya harus menokohkan ia sebagai mantan presiden? Keberjarakannya lumayan kerasa sih ketika aku nonton. Gimana kalau karakter Permadi jadi seorang pengusaha dan kolektor lukisan yang tengil? Itu lebih 'dekat' mungkin untuk menggambarkan kegairahannya pada lukisan Raden Salah, atau lukisan lain yang ia koleksi juga ternyata di ruangannya. Atau, karena lukisan asli Raden Saleh itu adanya di Istana Negara, sehingga muncullah karakter mantan presiden yang 'sakit'? Atau mungkin, biar dialognya Piko masuk: kita tuh cuma sipil! ;')

Tentu saja, ini pemikiran sempitku. Cuma, posisi sebagai mantan presiden tuh, agak gimana gitu.

Lalu, pertemuan Ucup dengan Fella juga menurutku terkesan 'ujug-ujug.' Kenapa keterlibatan Fella ke komplotan ini nggak masuk lewat Tuk Tuk dan Gofar aja? Seingatku, pertemuan pertama Ucup-Fella itu di meja judi, kan? Ucup juga sempet datang ke ruangan judi itu sebelum akhirnya ngajak Fella gabung. Apakah sebelumnya Ucup sudah melacak Fella? Buat apa? Apa yang memicunya buat memantau doi? Itu juga ikut menjadi lubang, meski lebih kecil dibanding lubang sebelumnya.

Tentu saja, lubang-lubang ini sah. Memang tidak semuanya harus diijelaskan, memang tidak semua pertanyaan harus ada jawaban. Just wondering.

** 

Berikutnya, hal-hal yang bikin happy. Harus kuakui, secara keseluruhan, ini film yang SERU! Dimanjakan sama camera works (total euy), akting, juga nuansa-nuansa yang dibangun dengan pas. Adegan heist-nya mashok, humornya juga mashok.

Plotnya menarik, maju-mundurnya juga asik. Adegan 'heist' yang digadang sejak awal, berhasil bikin deg-degan! Worth the hype, terutama waktu adegan di rumah Permadi, ya. Gokil bisa se-mendebarkan itu sambil nebak-nebak: hah berhasil nih? Eh enggak ya? Ada apa nih setelah ini?

Twist termanis, ya di bagian akhir: contingency plan. Langsung rasanya kayak diguyur hujan pas tau rencana contingency yang tiba-tiba muncul di kepala Piko waktu lihat lukisan Agus Suwage itu berhasil dijalankan. 

Ending yang membahagiakan bagi rakyat kelas bawah yang sulit duit, kecuali Fella, lol.

Angga juga mengunggah kisah-kisah bersejarah terkait lukisan Penangkapan Pangeran Diponegoro karya Raden Saleh, sekaligus sisi lain di balik fakta penangkapannya oleh Belanda. Jadi mikir juga, ada ya 'profesi' pemalsu lukisan yang 'dipelihara' oleh pihak elit tertentu? Haha. 

Kayaknya beberapa kali aku menggumam "waaaaaaw" selama nonton. Tapi paling kuingat ya waktu Sarah beraksi di rumah Permadi. Gokil sih koreografi berantemnya. Thank you Angga for creating strong, brave, and smart women characters macam Sarah dan Fella.

**

Soal karakter, surprisingly, aku sama mas suami langsung demen sama aktingnya tokoh Rama. Terus aku baru tau kalo ternyata Rama itu diperankan oleh MUHAMMAD KHAAAAAAN :') Si paling heboh yang bikin geger panggung penghargaan gara-gara nyanyi India dan ngucapin makasih ke SRK!!!! Pantes wajahnya cukup familiar. 

"Ih, aktingnya alus, yak. Natural banget playboy-nya."

"Iya, wajahnya mas-mas njawa banget." 

"Duh, jadi inget Guruh Soekarno."

Fix, karakter paling berkesan justru Rama! Poor Rama yang dijadikan umpan doang sama Komplotan Raden Saleh, hahaha. 

Karakter lain yang konsisten dan 'kuat', adalah Piko. Ini karakter yang dibangun dan bekerja dengan paling baik diantara pemeran utama lainnya. Lalu, Ucup oke lah. Sarah oke, Gofar apalagi. Congrats sih Umay bisa menyuguhkan karakter tempramen ini dengan memuaskan. 

Khusus buat Atiqah Hasiholan, vibes aktingnya sangat identik dengan penampilannya dalam Arisan! 2, minim bicara, tapi sekali ngomong tuh classy *halah* which is good karena masih sesuai aja gitu sama perannya.

Ini pengalaman menonton yang menyenangkan. Kalau ada yang kedua, pasti bakal nonton, sih. Karena kemungkinan pihak lawannya bakal nambah: polisi yang mengejar komplotan pencuri lukisan. 

**

Komentar

Postingan Populer