Langsung ke konten utama

Unggulan

CATATAN EMPAT TAHUN PERNIKAHAN: "Aku Benar pun Tetap Salah"

Bulan Juni lalu, menjelang ulang tahun pernikahan kami, di tengah momen berbalas chat dengan suami, aku baru menyadari sesuatu. "YANG! Kita tuh udah empat tahun nikah, lho. Kirain baru tiga tahun." Aku punya patokan khusus untuk memudahkan menghitung pernikahan kami. Tahun pertama menikah itu memorable karena aku harus operasi pengangkatan miom. Yes, halo sobat SC. Sayatan lukaku tentu enggak ada apa-apanya dibanding kalian, tapi sama-sama berbekas dan sering gatel atau nyeri kalau kecapekan. Tos. Sisanya maka tinggal ditambah usia Rawi, yang lahir di tahun kedua pernikahan kami.  Ada yang bilang, pernikahan itu yang penting komunikasi. Yes, penting banget memang. Seratus persen aktivitas pernikahan itu sangat terkait dengan komunikasi. Kran kamar mandi rusak, ngomong. Perlu belanja ini itu, ngomong. Pengen gantian momong anak, ngomong. Semua kesepakatan dalam rumah tangga, tentang ke mana anak akan disekolahkan, tentang bagaimana mendidik anak sesuai usianya, tentang mainan...

Aku Cinta Hujan, dan Suka Berada di dalamnya


Ini tulisan entah kenapa gue suka, iya sih, mungkin karna yg nulis gue :) *ditamparorangsekampung* Puisi lama yg awalnya gue publish di Facebook, dan masuk juga di Blog Persma I'm Kom. Please read :)
"
apakah kau melihatku?

ya, aku perempuan yg berdiri menunduk di tengah hujan deras itu. ya kau benar, aku mengenakan gaun putih, ingatkah kau ini gaun yg kau beri dulu saat aku menerima kehadiranmu? saat kita sepakat untuk bersama?

gaun putih sederhana, tidak tebal tidak tipis, berayun ke sana ke mari tersapu angin yg bergelut dalam hujan ini. kain tipis menali di tangan kananku. kacamata ku sudah kulepas. lalu perlahan, lihatlah aku melepas kerudungku.melepas hijabku. aku bebas..

hei, kau di sana?
lihatlah, perlahan ku bentangkan kedua tangan. seolah memeluk angin.

ku dongakkan kepalaku sedikit, lalu aku menari. ya, di bawah hujan. ku lekukkan tubuhku bebas. kepalaku, tanganku, kakiku, rambutku.. menari lepas. berdansa bersama irama hujan yg menenangkan.

lalu perlahan, bibirku menyenandungkan lagu. dengarkah kau? taukah kau lagu apa ini?

ini senandung bidadari surga yg merindukan sosok pria di hadapannya. bukan untuk dinikmati, namun untuk diajak berbagi.

aku mulai melompat kecil. kini, bisa kau rasakan air-air hujan yg aku injak mengenai mata kaki mu. membuat kaki mu ikut basah sekalipun kau di bawah atap teras rumahmu. aku tersenyum, mulai tertawa lebar, menikmati percikan air di kaki dan wajahku.

inilah aku, sedang merayumu.

membuka semuaku di depanmu, dear.

aku, yg basah kuyup dalam gaun kasih sayangmu. aku ingin menarikmu lagi. ingin memberimu lagi. tak sadarkah kau aku mulai pusing dan limbung? mulai merasakan kepalaku berat dan kaki ku lelah menari?

kembalilah, dear.

kau datang terlalu tiba-tiba, memberi gaun juga dengan tiba-tiba, lalu tak lama kau pergi dengan tiba-tiba juga. kini kembalilah dear, meskipun perlahan saja. rengkuh aku lagi, dear..

"

Ini tentang mantan. MANTAN. iya gue tahu, gue orang cengeng yg bakal nangis kalo inget hal sesedikit apapun ttg mantan. tapi entah kenapa, puisi ini selalu indah buat dibaca, dengan atau tanpa memikirkan dia.

Gue akan berusaha, gue janji gue bakal berusaha, buat tegar, kuat, cuek, dan lewati hidup ini tanpa banyak-banyak menoleh ke belakang. Demi masa depan yg lain, demi laki-laki yg lain.

Komentar

Postingan Populer