Langsung ke konten utama

Unggulan

Dear Rawi (2)

Hai, sayang. This is me again.  Raw, hidup melelahkan, ya? Entah melelahkan karena menjenuhkan dengan rutinitas yang terus berulang, atau melelahkan karena memang, ya lelah, secara fisik dan mental? Huahaha.  Uma berharap, kamu tidak mengalami kelelahan, kamu tidak mengalami ketidakenakan. Raw, doa Uma hari-hari ini sepertinya hanya satu, agar Uma (dan Baba) bisa dipercaya Allah untuk terus merawat Rawi, sampai nanti Rawi siap hidup di atas kaki sendiri.  Hidup nggak mudah, Raw. Dan level ketidakmudahan itu terus berubah. Semisal, saat mulai sekolah nanti, kamu akan menemukan ketidakmudahan hidup seperti: susah bangun pagi, susah memahami pelajaran, mungkin susah mengerjakan PR, susah harus bertanggung jawab dengan aktivitas harian, susah menghafal surat Al-Quran, susah membereskan kamar yang berantakan, dan sebagainya.  Tapi, Raw, jalani saja. Lakukan saja. Bangunlah, pahamilah, belajarlah, kerjakanlah, hafalkanlah. Dengan begitu, ketidakmudahan akan terlewati....

Aku Cinta Hujan, dan Suka Berada di dalamnya


Ini tulisan entah kenapa gue suka, iya sih, mungkin karna yg nulis gue :) *ditamparorangsekampung* Puisi lama yg awalnya gue publish di Facebook, dan masuk juga di Blog Persma I'm Kom. Please read :)
"
apakah kau melihatku?

ya, aku perempuan yg berdiri menunduk di tengah hujan deras itu. ya kau benar, aku mengenakan gaun putih, ingatkah kau ini gaun yg kau beri dulu saat aku menerima kehadiranmu? saat kita sepakat untuk bersama?

gaun putih sederhana, tidak tebal tidak tipis, berayun ke sana ke mari tersapu angin yg bergelut dalam hujan ini. kain tipis menali di tangan kananku. kacamata ku sudah kulepas. lalu perlahan, lihatlah aku melepas kerudungku.melepas hijabku. aku bebas..

hei, kau di sana?
lihatlah, perlahan ku bentangkan kedua tangan. seolah memeluk angin.

ku dongakkan kepalaku sedikit, lalu aku menari. ya, di bawah hujan. ku lekukkan tubuhku bebas. kepalaku, tanganku, kakiku, rambutku.. menari lepas. berdansa bersama irama hujan yg menenangkan.

lalu perlahan, bibirku menyenandungkan lagu. dengarkah kau? taukah kau lagu apa ini?

ini senandung bidadari surga yg merindukan sosok pria di hadapannya. bukan untuk dinikmati, namun untuk diajak berbagi.

aku mulai melompat kecil. kini, bisa kau rasakan air-air hujan yg aku injak mengenai mata kaki mu. membuat kaki mu ikut basah sekalipun kau di bawah atap teras rumahmu. aku tersenyum, mulai tertawa lebar, menikmati percikan air di kaki dan wajahku.

inilah aku, sedang merayumu.

membuka semuaku di depanmu, dear.

aku, yg basah kuyup dalam gaun kasih sayangmu. aku ingin menarikmu lagi. ingin memberimu lagi. tak sadarkah kau aku mulai pusing dan limbung? mulai merasakan kepalaku berat dan kaki ku lelah menari?

kembalilah, dear.

kau datang terlalu tiba-tiba, memberi gaun juga dengan tiba-tiba, lalu tak lama kau pergi dengan tiba-tiba juga. kini kembalilah dear, meskipun perlahan saja. rengkuh aku lagi, dear..

"

Ini tentang mantan. MANTAN. iya gue tahu, gue orang cengeng yg bakal nangis kalo inget hal sesedikit apapun ttg mantan. tapi entah kenapa, puisi ini selalu indah buat dibaca, dengan atau tanpa memikirkan dia.

Gue akan berusaha, gue janji gue bakal berusaha, buat tegar, kuat, cuek, dan lewati hidup ini tanpa banyak-banyak menoleh ke belakang. Demi masa depan yg lain, demi laki-laki yg lain.

Komentar

Postingan Populer