Langsung ke konten utama

Unggulan

Dear, Rawi (5)

Halo, Raw. Ada banyak yang ingin Uma sampaikan, sebagai pesan yang bisa kamu baca saat kamu bisa mengakses internet. Tapi waktu menulis semakin sedikit.  Uma masih ngos-ngosan membagi waktu antara menemani kamu bermain, memikirkan dan menyiapkan makananmu, atau singkatnya mengurusmu selama 24 jam. Kemudian masih harus mengurus rumah, mengurus urusan Jidah dan Jid saat kita di Semarang, dan lain-lainnya. Lalu yang tak kalah penting: bekerja. Uma sangat menikmati semuanya, Raw. Tapi ya itu, jadinya waktu untuk menulis seperti ini jadi semakin sedikit.  Saat Uma menulis ini, kita sedang ada di Semarang. Kita menghabiskan, mungkin 2 minggu di sini. Rawi semakin bonding sama Jid. Bahkan kalau ditanya, "Rawi anaknya siapa?", kamu akan menjawab, "Jid." Hahaha, mungkin Rawi segitu senangnya dengan Jid karena Jid suka bermain dengan Rawi, bukan hanya sekadar mengawasi Rawi bermain. Jidah juga sama.  Raw, ada satu hal yang terus mengganjal di pikiran Uma. Ya bukan cuma satu, ...

mimpi?

"sekarang zamannya udah beda. kita kudu bisa punya mimpi, mimpi untuk berwirausaha. zaman sudah sangat berkembang dengan inovasi-inovasi. jangan sampai kita kalah sama pekerja asing."

"...."

"adekmu punya mimpi untuk jadi menteri kesehatan. oh, sebelum itu, dia punya mimpi untuk jadi distributor obat."

"..."

"mimpimu apa?"


mimpiku?

seketika kosong. kugigiti bibirku.

mimpi? aku punya banyak mimpi. mimpi-mimpiku sendiri. tanpa campur tangan orang lain, bahkan tanpa campur tangan "hasrat mendapat penghasilan."

mimpiku?

aku pingin mewujudkan Bongkar!, koran antikorupsi yang idenya pernah digodok bersama tita, vivi, dan shandy.

aku pingin membuka sebuah Taman Pendidikan al-Qur'an, atau TPQ, bagi anak-anak yang tidak mampu tapi punya niat belajar mengaji. aku pingin juga ngajarin mereka baca tulis. aku juga pingin di TPQ itu nanti ada taman bacanya. aku pingin mereka juga punya passion sejak kecil, dirahkan buat jadi individu-individu yang nggak rusak. sesimpel itu.

aku pingin bikin media muslim yang "bener", yang niatnya emang fokus buat ngembangin ketaatan beribadah dan pola pikir positif orang muslim biar nggak gampang ketampar arus informasi kayak sekarang. 

aku pingin ke aceh dan papua.

aku pingin hidup di desa, bareng ayah sama mama.

bahkan, 

aku pingin ngedekor rumahku sendiri.




kalau aku diminta bermimpi dengan uang..
maaf, 

ternyata mimpiku terlalu sederhana.

Komentar

Postingan Populer