Langsung ke konten utama

Unggulan

Dear Rawi (2)

Hai, sayang. This is me again.  Raw, hidup melelahkan, ya? Entah melelahkan karena menjenuhkan dengan rutinitas yang terus berulang, atau melelahkan karena memang, ya lelah, secara fisik dan mental? Huahaha.  Uma berharap, kamu tidak mengalami kelelahan, kamu tidak mengalami ketidakenakan. Raw, doa Uma hari-hari ini sepertinya hanya satu, agar Uma (dan Baba) bisa dipercaya Allah untuk terus merawat Rawi, sampai nanti Rawi siap hidup di atas kaki sendiri.  Hidup nggak mudah, Raw. Dan level ketidakmudahan itu terus berubah. Semisal, saat mulai sekolah nanti, kamu akan menemukan ketidakmudahan hidup seperti: susah bangun pagi, susah memahami pelajaran, mungkin susah mengerjakan PR, susah harus bertanggung jawab dengan aktivitas harian, susah menghafal surat Al-Quran, susah membereskan kamar yang berantakan, dan sebagainya.  Tapi, Raw, jalani saja. Lakukan saja. Bangunlah, pahamilah, belajarlah, kerjakanlah, hafalkanlah. Dengan begitu, ketidakmudahan akan terlewati....

adalah Munir, seorang jihadis




adalah munir,
mulutnya diancam
langkahnya ditahan
nyawanya dihilangkan

adalah munir,
kawannya bilang ia pun bukan mutlak pemberani
tapi mutlak pegang tekad
mutlak piawai
mutlak kaya ide
mutlak spartan

tak peduli tubuhnya ringkih,
dia cambuk sukmanya,
melawan empat monster super seram
pada muka monster-monster itu tertulis nama mereka,
Kekerasan, Ketidakadilan,
Keserakahan, Kebencian.

adalah munir,
yang gentar tapi melawan
tanpa senapan, lencana, pangkat, pasukan
tak mudah benar buat rekrut kawan
siapa mau menawar nasib?
siapa sudi mengantar nyawa?
cuma beberapa,
dan satu dua dari beberapa itu pun,
ada pula berakhir dengan gorokan di leher
lalu dihempas ke dasar sumur

adalah munir,
entah apa di kepalanya
adalah munir,
kuda yang dilumpuhkan
adalah munir,
mati bukan menebus nasib si Lemah,
si Takut, si Hina, si Butuh
adalah munir,
satu-satunya
adalah munir,
perisai sementara
adalah munir,
hilang selamanya
adalah munir,
si anu mungkin pembunuhnya
adalah munir,
kematiannya jadi tanda tanya
dan luka
dan amarah
dan gentar
dan perih
dan cerita tanpa jeda

adalah munir,
seorang jihadis


*sedikit mengutip tulisan GM dan BW dalam buku Munir: Sebuah Kitab Melawan Lupa*

Komentar

Postingan Populer