Langsung ke konten utama

Unggulan

[REVIEW BUKU] Ada Apa dengan Introver: Siapa, Mengapa, dan Bagaimana

Mungkin memang enggak ada yang namanya kebetulan, melainkan takdir.  Takdir untuk buku ini adalah, saya dapat masukan dari Mbak Lintor untuk menyusun buku tentang move on , kala itu kata move on sedang beken-bekennya, sekitar tahun 2014-2015? Iya sekitar segitu. Blio juga mengusulkan seorang psikolog bernama Pingkan Rumondor, yang dalam waktu dekat bakal mengisi seminar di Universitas Indonesia, untuk menulis buku soal move on  itu.  Proyek itu disambut hangat oleh mbak Pingkan. Dalam proses menulis dan mengedit naskah blio, saya pun mengunjungi tempat blio mengajar di Binus untuk ngobrol , hingga akhirnya dalam sebuah kunjungan, saya bertemu mbak Rani Agias Fitri . Di sana, lahirlah obrolan mengenai rencana penulisan buku blio mengenai introver, sebuah bidang yang menjadi kajian mbak Rani. Kebetulan saat itu, blio dan rekannya, Regi, tengah menyelesaikan proyek tugas akhir mengenai introver pula.  Pucuk dicinta ulam pun tiba, gitu kali ya peribahasanya. Saya pun usu...

saya suka ..

saya suka tertawa, karena katanya dapat melonggarkan otot yang tegang, juga menghilangkan rasa mual pada tubuh saya saat sakit. sekalipun suara saya saat tertawa aneh dan ganjil, namun bisa jadi mengundang tawa orang lain juga.


saya suka berenang di air yang bersih, karena bergerak di air itu indah sekali. saya suka air. sekalipun masih kesusahan mengambil nafas di tengah jalan menuju tepian, namun saya toh tetap berenang, sekali-kali memaksa diri untuk tetap berenang dan bergerak seraya mengambil nafas.

saya suka bercerita, karena saat berhasil menguasai perhatian teman itulah saya merasa mudah untuk berteman dekat dengan mereka.sekalipun kadang disertai gaya yang berlebihan atau malah kehabisan banyolan, namun teman-teman toh menikmatinya.

saya suka tersenyum, karena kini saya merasakan dampaknya: menenangkan hati. sekalipun saat tersenyum pipi saya akan mengembang besar dan mata saya menyipit, tapi toh orang yang melihat akan memberi poin positif untuk saya.

saya suka Butter Cookies Monde. satu-satunya cemilan yang saya sukai karena rasanya selalu enak dan renyah dan lezat.. sekalipun harganya mahal, namun jika kehabisan rasanya sedih dan niat untuk puasa-makan-cemilan pun muncul.

saya suka Sprite, karena kesan menyegarkannya selalu ada. sekalipun saya tahu bahaya minuman bersoda kalengan semacam itu, namun toh saya berusaha mengurangi.

saya suka ... dia, karena dia masih yang teristimewa. sekalipun dia telah menyakiti dan membuang saya begitu saja, sekalipun mengakibatkan trauma serius, sekalipun teman saya mengatakan "trauma itu bisa hilang dengan mengganti dia mu yang lama itu dengan dia yang baru", sekalipun dia bahkan menginginkan agar saya membuang dia jauh-jauh, namun toh saya masih mencintai kenangan bersamanya dan masih ingin menunjukkan kesetiaannya saya, seperti setia yang pernah ia berikan kepada saya dengan cara yang istimewa.

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer