Langsung ke konten utama

Unggulan

Dear Rawi (2)

Hai, sayang. This is me again.  Raw, hidup melelahkan, ya? Entah melelahkan karena menjenuhkan dengan rutinitas yang terus berulang, atau melelahkan karena memang, ya lelah, secara fisik dan mental? Huahaha.  Uma berharap, kamu tidak mengalami kelelahan, kamu tidak mengalami ketidakenakan. Raw, doa Uma hari-hari ini sepertinya hanya satu, agar Uma (dan Baba) bisa dipercaya Allah untuk terus merawat Rawi, sampai nanti Rawi siap hidup di atas kaki sendiri.  Hidup nggak mudah, Raw. Dan level ketidakmudahan itu terus berubah. Semisal, saat mulai sekolah nanti, kamu akan menemukan ketidakmudahan hidup seperti: susah bangun pagi, susah memahami pelajaran, mungkin susah mengerjakan PR, susah harus bertanggung jawab dengan aktivitas harian, susah menghafal surat Al-Quran, susah membereskan kamar yang berantakan, dan sebagainya.  Tapi, Raw, jalani saja. Lakukan saja. Bangunlah, pahamilah, belajarlah, kerjakanlah, hafalkanlah. Dengan begitu, ketidakmudahan akan terlewati....

for you, dad, and mom.

Setiap kita punya semacam permintaan yang benar-benar urgent, kan?

Well, Allahu Kariim. Aku tidak meminta rumah mewah. Uang banyak. No. Aku minta satu, keep my mom and daddy alive. Oke, nyawa memang hak-Mu. Tidak bisa diganggu gugat. Tapi Ya Allah, boleh kan Inas nego? Inas minta, Ayah sama Mama ada di sisi Inas sampai nanti Inas gede, kerja, nikah, dan mati.

Kalau ternyata enggak bisa, please. Ambil sisa hidup Inas, bagikan ke Mama dan Ayah. Itu worth. Cukup adil, kan? Mereka begitu berarti, Ya Allah. Mereka begitu berarti.

Di luar semua itu, terima kasih telah membuat Inas sadar sebelum semuanya terlambat. Sadar bahwa Inas sayang sama mereka, Inas bersyukur punya mereka, Inas rela apapun buat mereka...

Komentar

Postingan Populer