Langsung ke konten utama

Unggulan

Dear, Rawi (5)

Halo, Raw. Ada banyak yang ingin Uma sampaikan, sebagai pesan yang bisa kamu baca saat kamu bisa mengakses internet. Tapi waktu menulis semakin sedikit.  Uma masih ngos-ngosan membagi waktu antara menemani kamu bermain, memikirkan dan menyiapkan makananmu, atau singkatnya mengurusmu selama 24 jam. Kemudian masih harus mengurus rumah, mengurus urusan Jidah dan Jid saat kita di Semarang, dan lain-lainnya. Lalu yang tak kalah penting: bekerja. Uma sangat menikmati semuanya, Raw. Tapi ya itu, jadinya waktu untuk menulis seperti ini jadi semakin sedikit.  Saat Uma menulis ini, kita sedang ada di Semarang. Kita menghabiskan, mungkin 2 minggu di sini. Rawi semakin bonding sama Jid. Bahkan kalau ditanya, "Rawi anaknya siapa?", kamu akan menjawab, "Jid." Hahaha, mungkin Rawi segitu senangnya dengan Jid karena Jid suka bermain dengan Rawi, bukan hanya sekadar mengawasi Rawi bermain. Jidah juga sama.  Raw, ada satu hal yang terus mengganjal di pikiran Uma. Ya bukan cuma satu, ...

#BukaBuku Kita di Modernisasi Bagian Mana?

Modernisasi tidak hanya berarti alat komunikasi modern, mesin, industri, pesawat udara, roket, akan tetapi lebih penting lagi ialah sikap pikiran. Sikap pikiran yang modern harus bersifat rasional dan ilmiah. Sebuah sendi pikiran modern ini ialah pikiran yang bertanya-tanya terus-menerus, yang tidak puas menerima sesuatu sebagai satu-satunya kebenaran yang mutlak. 

(Sebuah Pengertian Modernisasi dalam Tajuk-Tajuk Harian Mochtar Lubis di Harian Indonesia Seri 2)

Komentar

Postingan Populer