Langsung ke konten utama

Unggulan

CATATAN EMPAT TAHUN PERNIKAHAN: "Aku Benar pun Tetap Salah"

Bulan Juni lalu, menjelang ulang tahun pernikahan kami, di tengah momen berbalas chat dengan suami, aku baru menyadari sesuatu. "YANG! Kita tuh udah empat tahun nikah, lho. Kirain baru tiga tahun." Aku punya patokan khusus untuk memudahkan menghitung pernikahan kami. Tahun pertama menikah itu memorable karena aku harus operasi pengangkatan miom. Yes, halo sobat SC. Sayatan lukaku tentu enggak ada apa-apanya dibanding kalian, tapi sama-sama berbekas dan sering gatel atau nyeri kalau kecapekan. Tos. Sisanya maka tinggal ditambah usia Rawi, yang lahir di tahun kedua pernikahan kami.  Ada yang bilang, pernikahan itu yang penting komunikasi. Yes, penting banget memang. Seratus persen aktivitas pernikahan itu sangat terkait dengan komunikasi. Kran kamar mandi rusak, ngomong. Perlu belanja ini itu, ngomong. Pengen gantian momong anak, ngomong. Semua kesepakatan dalam rumah tangga, tentang ke mana anak akan disekolahkan, tentang bagaimana mendidik anak sesuai usianya, tentang mainan...

Dear, Rawi (1)

Halo, Nak. 

Ini tulisan pertama Uma untukmu. Awalnya Uma berpikir menulis diary yang bisa kamu baca. Bukunya masih ada, di lemari buku di rumah Akung. Tapi waktu membuatnya tak lagi terisi. Waktu Uma habis untuk membersamaimu, bekerja, lalu mengurus rumah, dan sisa sedikit untuk tidur atau memuaskan hasrat Uma sendiri, seperti membaca buku atau menulis.

Maka Uma memilih menulisnya di sini, di blog Uma, ruang yang mungkin bisa diakses oleh banyak orang, tapi tulisan-tulisan ini khusus buatmu. Uma pikir, menyimpannya di ruang digital macam ini akan lebih membuatnya abadi. Tidak akan rusak terkena air, rayap, atau tersobek dan sulit dibaca. 

Rawi, umurmu sudah dua tahun, tapi Uma masih penuh kekurangan dalam merawatmu. Hari ini saja, kita baru pulang dari dokter. Kabarnya, tinggi badanmu kurang. Padahal sudah begitu limpah-ruah Uma memberikan makanan sehat untukmu, semuanya berprotein, kecuali beberapa kali kau makan biskuit dan cracker. 

Rupanya, justru, menurut dr. Fanny, kamu kurang karbohidrat. Rupanya, porsi nasimu kurang, Nak. Harusnya sudah bertambah. Dan karbohidrat juga dibutuhkan dalam snack-mu, bukan hanya pada makanan pokokmu. Ketika karbohidratmu habis, tubuhmu menyerap energi dari bagian lain, dan akhirnya tumbuh kembangmu terhambat. 

Hahahah, lucu sekali guyonan Baba, dia bilang kamu ikutan kami orang dewasa yang seharusnya diet karbo dan lebih banyak makan protein, sampai kakimu jadi dengklang kebanyakan main sepeda, hahaha. Bismillah, Nak, mari kita ikuti satu per satu. Menambah asupan karbo, menambah aktivitas yang menunjang pertumbuhan tulangmu pula. 

Kamu diusulkan untuk berenang atau bermain push bike. Lucunya, push bike yang dibelikan Akung hanya kamu mainkan sambil dituntun, kamu belum mau menaikinya. Sedangkan untuk berenang, ya ampun, kita tinggal di Kabupaten. Akses menuju kolam renang yang bagus (menurut pandangan Uma), begitu jauh. Kita harus ke Kota. Di sini tentu ada beberapa, tapi kaporitnya tinggi. Itu sangat menjadi pertimbangan mengingat kamu memiliki kulit sensitif. 

Mungkin kita harus mencobanya, sekali saja. Semoga saja Baba-mu segera menuntaskan diri dengan entah apa yang membuatnya sungkan menyetir mobil untuk kita bepergian, lol. 

Segini untuk hari ini, Nak. Ini pukul 10 malam, kamu sudah lelap mungkin sejak sejam lalu, dan Uma masih harus bekerja, membereskan rumah, lalu memikirkan besok masak apa untukmu.

Sayang, sehat-sehat, ya. Uma sayang sekali sama Rawi, meski kadang rengekanmu bikin frustasi. Kamu adalah salah satu hal terbaik yang lahir dari Uma. Tumbuh sehat, cerdas, dan nurut sama Uma, ya. 

Uma want nothing but the best for you. Harap kerja samanya. ;p

Komentar

Postingan Populer