Unggulan
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Dear, Rawi (3)
Raw, ada banyak momen dalam hidup Uma ketika Uma merasa tidak berharga, meski Uma telah melakukan yang terbaik, meski Uma dipuji, bahkan meski Uma memiliki orang-orang baik di sekitar Uma. Rasa kesepian yang konstan, tuntutan yang tak terlihat namun tetaplah ada--mengintip di balik wajah setiap orang-orang tua, itu melelahkan.
Ketika ia menggunung, rasanya Uma hanya ingin mengakhiri segalanya.
Rawi, semoga Allah terus mengizinkan Uma dan Baba mendampingimu hingga kelak kamu berdiri di atas kakimu sendiri, mampu mencukupi dirimu sendiri.
By the way, kamu kini sudah dua tahun lebih tiga bulan. Mulai pusing Uma ketika kamu kembali GTM, kayaknya sih karena tumbuh gigi. Mulai pusing juga karena Rawi seperti terlambat bicara. Apakah karena Rawi menonton YouTube?
Ah, itu dia, dilema nomor satu Uma. Karena kamu menolak anteng saat makan, ataupun anteng hanya sepuluh menitan, maka Uma terpaksa memberimu screen time, alias mengajakmu menonton video agar kamu betah makan sampai habis. Sungguh bukan pilihan bijak, dan cepat atau lambat harus Uma ubah, meski belum tahu kapan, tapi jujur saja, memberimu tontonan saat makan cukup membantu kewarasan Uma.
Nak, semoga kita bisa berhenti dari ketergantungan buruk ini. Masih Uma syukuri, karena kamu hanya screen time saat makan. Huft.
Sudah dulu, Nak, Uma harus kembali bekerja. Ini pukul 12.34 pagi, Uma sudah melipat baju, merapikan dapur, menyiapkan makananmu untuk besok, menyusun daftar belanja, bismillah mari kita lewati, hidup untuk satu hari lagi.
Postingan Populer
Analisa Cerpen “Tikus dan Manusia” Karya Jakob Sumardjo
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Analisa Novel Karya Mira W: Sisi Merah Jambu, oleh Inasshabihah
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Komentar
Posting Komentar