Unggulan

Dear, Rawi (4)

Dear, anakku sayang.

Hari ini nggak mau bilang apa-apa, selain terima kasih dan maaf. Terima kasih karena sudah tumbuh jadi anak yang lucu, sehat, dan cerdas. Kamu bukan anak penurut, tapi tak kan habis akal Uma dan Baba agar kamu memahami kenapa kamu harus nurut sama kami, LOL. Semoga kerja sama kita berlangsung dengan baik hingga kemudian hari, hahaha.

Terima kasih karena Rawi mau memakan apa yang Uma beri, meski mungkin membosankan atau kurang enak. Wi, banyak orang menilai Uma terlalu selektif dengan makananmu. Bahwa Uma melarangmu makan manis, minum manis, termasuk susu, terutama susu. Bahkan Jiddah-mu sendiri kewalahan memahami bahwa kamu alergi susu, dan dia terus meminta Uma memberimu susu. Padahal Uma tak akan lupa rasa stresnya saat kamu minum susu dan tidak makan, lalu di tengah waktu bermain kamu kelaparan. Hadeh.

Untuk itu, Uma minta maaf. Tidak ada niat melarang berlebihan. Yang Uma lakukan semata-mata buat kebaikan Rawi, tidak mungkin tidak. Makanan manis hanya akan membuat Rawi mudah sakit di kemudian hari, termasuk makanan yang tinggi garam seperti snack kemasan. Itulah kenapa, Uma sangat, amat, berhati-hati, sekali, dalam memberikan makanan buat Rawi. Maaf jika itu membuat Rawi tidak merasakan banyak hal tapi tetap Uma akan memberikan yang lain yang jauh lebih enak! Uma juga yakin nanti Rawi akan berterima kasih pada Uma. Please, tetap nurut sama Uma sampai Rawi besar, ya? Dan Uma akan terus berdoa supaya Uma diberikan panjang umur untuk bisa terus merawat dan mendampingi Rawi.

Uma juga meminta maaf jika pernah mencubit atau membentak Rawi. It's just, it is so hard to be a Mom, lol. Still, you are the best, Raw!

I love you, Nang. Bodo amat orang mau bilang apa. Selama Uma ada, Uma akan lakukan yang terbaik buat Rawi.

Komentar

Postingan Populer