Langsung ke konten utama

Unggulan

CATATAN EMPAT TAHUN PERNIKAHAN: "Aku Benar pun Tetap Salah"

Bulan Juni lalu, menjelang ulang tahun pernikahan kami, di tengah momen berbalas chat dengan suami, aku baru menyadari sesuatu. "YANG! Kita tuh udah empat tahun nikah, lho. Kirain baru tiga tahun." Aku punya patokan khusus untuk memudahkan menghitung pernikahan kami. Tahun pertama menikah itu memorable karena aku harus operasi pengangkatan miom. Yes, halo sobat SC. Sayatan lukaku tentu enggak ada apa-apanya dibanding kalian, tapi sama-sama berbekas dan sering gatel atau nyeri kalau kecapekan. Tos. Sisanya maka tinggal ditambah usia Rawi, yang lahir di tahun kedua pernikahan kami.  Ada yang bilang, pernikahan itu yang penting komunikasi. Yes, penting banget memang. Seratus persen aktivitas pernikahan itu sangat terkait dengan komunikasi. Kran kamar mandi rusak, ngomong. Perlu belanja ini itu, ngomong. Pengen gantian momong anak, ngomong. Semua kesepakatan dalam rumah tangga, tentang ke mana anak akan disekolahkan, tentang bagaimana mendidik anak sesuai usianya, tentang mainan...

sayangku, kita sepakat ya?

sayangku, kita sepakat, ya?
kalau kita punya anak nanti, aku tidak mau ia tumbuh dengan gadget. aku mau ia tumbuh seperti kita dulu. bermain. dengan kaki dan tangannya yang asli. bermain bukan hanya menari dia atas gadget.

aku mau ia belajar mengaji, membaca Al Qur'an dan hadist, bermain ular tangga, bermain scrabble, bahkan bermain karambol bukan di atas gadget. aku tidak mau jari-jari mereka hanya akrab dengan teknologi layar sentuh lantas kebas dengan alam bebas.

sayang, kita sepakat ya?
aku tidak mau ia jadi generasi menunduk sejak kecil. kita memang akan memberikannya ponsel, mungin saat ia SMP, seperti masa kita dulu. tapi itupun sebaiknya bukan yang termasuk list ponsel mewah. cukup sederhana, asal bisa untuk menghubungi kita sebagai orang tuanya.

sayang, kamu tidak keberatan, kan?
aku tidak mau anak kita terus 'menunduk'. bahkan tumbuh menjadi tidak peduli dengan sekitarnya? aku tidak mau itu terjadi. apalagi jika ia jadi target pencurian dan penjambretan seperti yang sekarang banyak terjadi, entah di kampung kecil atau kawasan elit. aku tidak mau, karena aku menyayangi anak kita, sayang.

sayang, kalau begini bagaimana?
sejak kecil kita akan ajak anak kita bermain. dengan papan ular tangga, papan karambol, lompat tali, engklek, petak umpet, dan permainan anak kecil lainnya yang terasa jauh lebih bermakna dibanding sekarang. aku yakin, masih ada satu dua anak tetangga kita nanti yang bisa jadi teman bermain anak kita. dan bukan bermain dengan gadget. kalaupun tak ada, itu akan jadi tanggung jawab kita. oke, sayang?

satu lagi, sayang.
aku mau kita banyak memberikannya bacaan-bacaan berkualitas. kita akan memantau semua informasi yang ia terima. kita gatekeeper bagi anak kita nanti. kita akan beri tahu mana sumber terpercaya, mana yang bukan, serta mana yang abu-abu.

sayangku, kita sepakat, ya?

Komentar

Postingan Populer