Langsung ke konten utama

Unggulan

[REVIEW BUKU] Ada Apa dengan Introver: Siapa, Mengapa, dan Bagaimana

Mungkin memang enggak ada yang namanya kebetulan, melainkan takdir.  Takdir untuk buku ini adalah, saya dapat masukan dari Mbak Lintor untuk menyusun buku tentang move on , kala itu kata move on sedang beken-bekennya, sekitar tahun 2014-2015? Iya sekitar segitu. Blio juga mengusulkan seorang psikolog bernama Pingkan Rumondor, yang dalam waktu dekat bakal mengisi seminar di Universitas Indonesia, untuk menulis buku soal move on  itu.  Proyek itu disambut hangat oleh mbak Pingkan. Dalam proses menulis dan mengedit naskah blio, saya pun mengunjungi tempat blio mengajar di Binus untuk ngobrol , hingga akhirnya dalam sebuah kunjungan, saya bertemu mbak Rani Agias Fitri . Di sana, lahirlah obrolan mengenai rencana penulisan buku blio mengenai introver, sebuah bidang yang menjadi kajian mbak Rani. Kebetulan saat itu, blio dan rekannya, Regi, tengah menyelesaikan proyek tugas akhir mengenai introver pula.  Pucuk dicinta ulam pun tiba, gitu kali ya peribahasanya. Saya pun usu...

#5 Six Things You Wish You'd Never Done

aduh. tema blog challenge yang ini susah-susah gimana gitu, ya. karena kesannya saya menyesali sesuatu. tapi ya udah lah. lanjut aja :)

kalau harus menulis enam hal yang saya harap tak pernah saya lakukan, ini dia:

1. kuliah
hihihi, nomer satu, bok. kenapa ya i wish i never go to college? karena... karena saat aku ketemu dengan teman-teman yang sudah bekerja, menghasilkan uang, tidak bergantung pada orang tua sama sekali, bahkan bisa memberi mereka, sedangkan di saat yang sama saya masih minta duit, masih kuliah, saya merasa... kok lo nggak kepikiran kayak mereka sih, nas? kalau inti dari semua ini adalah supaya memudahkan akses saya untuk dapat kerjaan dan nafkah, maka harusnya saya nggak perlu buang-buang waktu untuk ini. tapi kemudian, baiklah, Allah ingin memberi saya sesuatu lewat jalan ini. mungkin. :)

2. kuliah jauh dari orang tua.
ini juga penyesalan. karena, gara-gara jauh dari mereka, saya nggak mudah tahu keadaan asli mereka. mereka bisa saja berbohong dan bilang semua baik-baik saja. tapi ternyata, sapa tau kayak apa sebenarnya. belum lagi, mereka menuju usia tua. belum lagi, adik-adik saya berpencar. sudah asyik mahsyuk dengan seabrek kegiatannya juga. aaaaah :(  tapi kemudian, baiklah, Allah ingin memberi saya sesuatu lewat jalan ini. mungkin. :)

3. pacaran sama kamu (1)
halo, kamu, mantannya aku, si anugerah terindah, hahaha. hmm, aku berharap aku nggak pernah pacaran sama kamu karena... susah sekali melepaskannya. susah sekali membuang kenangannya. iya sih, katanya ini normal. tapi sudah hampir empat tahun, saudara-saudara. and i'm still here, still can't over him. gimana nggak susah move on begini. dia benar-benar indah. cara dia memperlakukan saya, cara dia membuat saya lebih baik lewat hal-hal kecil yang dia lakukan, cara dia untuk menjaga hati saya dari yang lain. dan cara-cara lainnya. yang kadang menjengkelkan. tapi saya suka. pada akhirnya, saya justru menyesal sudah menjalin sesuatu padamu, sesuatu yang tak pasti, pada sesuatu yang indah luar biasa. maukah kamu datang lagi, dengan keindahan yang masih luar baisa itu, namun kali ini lebih pasti? :) tapi kemudian, baiklah, Allah ingin memberi saya sesuatu lewat jalan ini. mungkin. :)

4. beli ini itu tanpa liat kegunaannya
ini sifat buruk saya. mungkin ini kenapa saya nggak suka shopping sana sini. saya suka sih, cuci mata. tapi untuk riwa-riwi lihat sepatu, tas, baju, aduuuh. itu bukan saya banget. kalau nggak lagi pengen banget, nggak bakal deh pergi shopping. pada akhirnya, jika dipaksa membeli, maka yang saya beli notabene barang-barang yang kemudian saya sesalkan, karena nggak bisa dipakai, atau ternyata nggak sesuatu selera. huft. tapi kemudian, baiklah, Allah ingin memberi saya sesuatu lewat jalan ini. mungkin. :) mungkin Allah mau buat saya terangkat derajatnya dengan sedekah, membantu dagang orang itu. mungkin. 

5. pacaran sama kamu (2)
ini, pacaran sama si kamu. *ups* saya pikir laki-laki satu ini bisa bikin saya melupakan yang lama, bisa memberi angin segar buat saya, eeeeh, dapetnya laki-laki tipe ini. sampai akhirnya, putus pun jadi nggak baik-baik. bahkan putusnya karena, karena, karena, dia nggak suka saya bawelin tiap kali dia nggak solat subuh. kan lucuk. diputisin gara-gara ngingetin solat. tapi kemudian, baiklah, Allah ingin memberi saya sesuatu lewat jalan ini. mungkin. :) Allah mau bikin saya kapok pacaran. dan sejujurnya, kemudian saya memang jadi ngeri sama pacaran. :)

6. mudah menerima siapapun jadi teman, bahkan seseorang yang spesial. 
siapapun yang dimusuhi teman-teman saya, pasti dekat dengan saya. jadi gitu alurnya. nggak sampai musuh, deh. paling nggak, teman-teman saya nggak demen sama kelakuan seseorang. eh, seseorang ini malah seseorang yang emang nempel sama saya dari dulu. telisik punya telisik, saya simpulkan ini karena saya mudah menerima orang untuk berteman. nggak ada salahnya, tapi jadi masalah saat orang ini malah merepotkan kita dengan sifat dan sikapnya yang minus itu, yang membuat teman-teman saya menjauhi dia. ((paham nggak lo? hahaha)) dan yang jadi penyesalan juga, ini kebawa saat ada laki-laki mendekat. jadinya saya super menerima, diajak jalan ayo, asal nggak macam-macam ya, paling makan, ngobrol, ke pameran, dll. tapi ya tiba-tiba juga ditinggalin gitu aja dan masih mau menerima. ini kan bego. makanya, saya harap saya nggak pernah lagi melakukan ini.

tapi kemudian, baiklah, Allah ingin memberi saya sesuatu lewat jalan ini. mungkin. :) mungkin Allah mau saya banyak temenan sama semua jenis orang untuk mengambil banyak pelajaran dari mereka. 




amin.


aduh asli, susah sekali menulis penyesalan. 

Komentar

Postingan Populer