Langsung ke konten utama

Unggulan

[REVIEW BUKU] Ada Apa dengan Introver: Siapa, Mengapa, dan Bagaimana

Mungkin memang enggak ada yang namanya kebetulan, melainkan takdir.  Takdir untuk buku ini adalah, saya dapat masukan dari Mbak Lintor untuk menyusun buku tentang move on , kala itu kata move on sedang beken-bekennya, sekitar tahun 2014-2015? Iya sekitar segitu. Blio juga mengusulkan seorang psikolog bernama Pingkan Rumondor, yang dalam waktu dekat bakal mengisi seminar di Universitas Indonesia, untuk menulis buku soal move on  itu.  Proyek itu disambut hangat oleh mbak Pingkan. Dalam proses menulis dan mengedit naskah blio, saya pun mengunjungi tempat blio mengajar di Binus untuk ngobrol , hingga akhirnya dalam sebuah kunjungan, saya bertemu mbak Rani Agias Fitri . Di sana, lahirlah obrolan mengenai rencana penulisan buku blio mengenai introver, sebuah bidang yang menjadi kajian mbak Rani. Kebetulan saat itu, blio dan rekannya, Regi, tengah menyelesaikan proyek tugas akhir mengenai introver pula.  Pucuk dicinta ulam pun tiba, gitu kali ya peribahasanya. Saya pun usu...

Mengejar Halal < Mengejar Lailatul Qadr

: karena Lailatul Qadr juga pintu menuju Halal

weheartit


Dear Ukhti, mari masukkan Mengejar Lailatul Qadr ke agendamu, karena kalau kamu berhasil mendapatkannya, maka insya Allah Mengejar Halal pun jadi dimudahkan, aamiin.

Sebagai opening, mungkin kita sudah tahu bahwa Lailatul Qadr adalah malam kemuliaan. Kenapa mulia? Karena pada malam itulah Al-Qur’an diturunkan kepada Baginda Rasulullah saw. Menurut Tafsir Ibnu Katsir, Lailatul Qadr adalah malam penuh berkah di antara malam-malam bulan Ramadhan. Malam ini bahkan lebih baik dari seribu bulan.

And guess what, nilai ibadah pada malam kemuliaan itu sama dengan nilai ibadah selama seribu bulan! Abu Hurairah ra. bBerkata, bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa (bangun) beribadah) pada (malam kemuliaan) karena iman dan mengharap pahala dan Allah, maka dia diampunkan dosanya yang telah lalu.” (H.R. Al-Bukhari, Muslim).

Masa nggak mau diampuni dosanya yang telah lalu? ;)

Yang lebih menyentuh adalah… bahwa pada malam itu, para malaikat turun membawa rahmat dan berkah, kepada orang yang membaca Al-Qur’an, kepada orang yang mengelilingi tempat dzikir, serta meletakkan sayap-sayap mereka pada orang yang menuntut illmu, sebagai penghormatan.

Subhanallaah, begitu cintanya malaikat pada kita yang menuntut ilmu dan beribadah. Sungguh, ini indah sekali.

Ada banyak hadist yang menyebutkan soal kapan sebenarnya malam Lailatul Qadr itu. Di satu hadist disebutkan, malam Lailatul Qadr ada pada malam kedua puluh tujuh, atau kedua puluh sembilan. Malaikat turun bagai butir pasir pada malam itu (hadist riwayat Abu Daud Ath-Thayalisi).

Di hadist lain disebutkan, Lailatul Qadr terjadi pada sepuluh malam terakhir Ramadhan, pada malam-malam ganjilnya, yaitu kesembilan, ketujuh, kelima, ketiga, atau pada akhir malam.

Dalam hadist riwayat Ahmad, dikatakan bahwa Al-Qur’an diturunkan pada malam kedua puluh empat.

Pendapat yang paling jelas dan paling terkenal adalah hadist yang diriwayatkan Muslim, bahwa Lailatul Qadr ada pada sepuluh malam terakhir Ramadhan, yaitu malam kesembilan, malam ketujuh, dan malam kelima.

Ada pendapat lain juga yang mengatakan, malam Lailatul Qadr ada pada sepuluh malam pertama dan sepuluh malam terakhir. Ini yang saya pilih, gampangnya aja, pukul rata: perkuat ibadah di sepuluh malam terakhir Ramadhan.

Jadi geng, janganlah salah fokus main ke mall dan berburu baju lebaran di butik. Justru di sepuluh malam terakhir ini, sibuk-sibuklah perbanyak ibadah. Siapa tahu kita cukup beruntung diberkahi mendapati Lailatul Qadr hingga ibadah kita dilipatgandakan dan urusan kita dipermudah Allah.

Namun, karena tak pastinya kapan malam Lailatul Qadr terjadi, sebagian kelomook Syi’ah menganggap Lailatul Qadr sudah ditiadakan, atas dasar hadist yang berbunyi, “Maka Kami angkat (ditiadakan) dan semoga hal itu akan menjadi lebih baik bagi kalian.”

Padahal, maksud dari “diangkat” di sini adalah mengangkat atau meniadakan pengetahuan tentang waktu pastinya Lailatul Qadr. Kenapa diangkat? Sebagian ulama mengatakan bahwa diangkatnya pengetahuan atas kapan waktu Lailatul Qadr itu supaya kita tidak hanya ibadah pada malam itu saja. Tapi juga malam-malam lain. Sungguh hikmah yang luar biasa. 

Kalau kita tahu kapan Lailatul Qadr itu, barangkali kita hanya jor-joran di malam itu saja, lalu melupakan malam lain.

Pemahaman Syi’ah itu bisa ditangkis dengan hadist lain, bahwa Lailatul Qadr terdapat pada SETIAP bulan Ramadhan, diriwayatkan oleh Abu Daud. Ibnu Mas’ud dan ulama lain juga berpendapat Lailatul Qadr ada pada sepanjang tahun, walau Nabi sudah tiada sekalipun.  

Tapi, untung Nabi sayang sama kita. Diberilah kamu beberapa tanda Lailatul Qadr, yaitu malam itu bersih, terang, tenang, sunyi, tidak dingin dan tidak panas. Di antara Lailatul Qadr adalah, matahari pagi hari keluar dengan sempurna dan tidak ada pada matahari itu sinar matahari yang mirip bulan purnama. Disebutkan pada riwayat lain: pada pagi harinya, matahari berwarna merah dan bersinar lemah.

Ciri-ciri terakhir ini sudah terjadi guys, menurutku. Mungkin dua hari yang lalu, aku lihat matahari terasa kemerahan. Sinarnya juga tidak secetar biasanya. Serius. Wallahua’lam.

NAH,
Apa yang perlu dilakukan untuk menjemput kemuliaan Lailatul Qadr?

1.  Optimalkan ibadah dan kurangi aktivitas duniawi, kurangi dosa, tahan-tahan diri dari aktivitas dosa. Bahkan Nabi pun pada sepuluh malam terakhir Ramadhan selalu menghidupkan ibadah malam, membangunkan keluarganya, bersungguh-sungguh ibadah, hingga tidak menggauli istri-istrinya. Ujian untuk kita nih, yang memilih bersibuk ria belanja buat hari Raya, huhu. Bukan tidak boleh sih, tapi asal nggak berlebihan sampai ibadah berkurang dan malah melakukan dosa, hehe.

2. Beritikaf, sebagaimana Nabi beritikaf selama sepuluh hari terakhir Ramadhan.

3. Perbanyak shalat malam. Tambahlah tahajud walau kamu sudah Tarawih. Nggak ada ruginya, malam itu jitu untuk menghidupkan semangat ibadah malammu dan meraih Lailatul Qadr. Hadist yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim berbunyi, “Barangsiapa melaukan shalat pada malam kemuliaan dengan keimanan dan niat meraih pahala, maka akan diampuni dosanya yang telah berlalu.” Aaamiin.

4. Perbanyak doa. Diantara doa yang disunahkan adalah doa yang diriwayatkan Aisyah ra., berbunyi, “Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun dan mencintai ampunan, maka ampunilah aku.” Atau dalam bahasa Arabnya, “Allaahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa, fa’ fu ’annii.”

5. Jauhi bid’ah, yaitu aktivitas yang bukan ibadah.

6. Tidak makan hingga kekenyangan, sehingga kamu bisa bangun malam lebih disiplin dan siap beribadah.

7. Bersihkan hati dari syahwat, dorongan-dorongan yang bisa merusak konsentrasi ibadahmu, termasuk marah-marah. Huhuhu.    

Itu dia. Selamat mencoba!

P.S.: saya mengutip dan menjadikan buku-buku ini sebagai referensi: Tafsir Juz ‘Amma Ibnu Katsir dan Kumpulan Khotbah dan Kultum Terbaik dari Fakhruddin Nursyam, Lc.

Soal buku kedua itu: sebenernya saya nggak mengistimewakan buku khotbah, karena menurut saya kontennya gitu-gitu aja. Tapi buku khotbah satu ini bagus banget. Ayah pandai mengoleksi buku khotbah, termasuk favorit saya adalah khotbah Nabi dan khotbah dari Masjidil Haram. 

Komentar

Postingan Populer