Langsung ke konten utama

Unggulan

Dear, Rawi (4)

Dear, anakku sayang. Hari ini nggak mau bilang apa-apa, selain terima kasih dan maaf. Terima kasih karena sudah tumbuh jadi anak yang lucu, sehat, dan cerdas. Kamu bukan anak penurut, tapi tak kan habis akal Uma dan Baba agar kamu memahami kenapa kamu harus nurut sama kami, LOL. Semoga kerja sama kita berlangsung dengan baik hingga kemudian hari, hahaha. Terima kasih karena Rawi mau memakan apa yang Uma beri, meski mungkin membosankan atau kurang enak. Wi, banyak orang menilai Uma terlalu selektif dengan makananmu. Bahwa Uma melarangmu makan manis, minum manis, termasuk susu, terutama susu. Bahkan Jiddah-mu sendiri kewalahan memahami bahwa kamu alergi susu, dan dia terus meminta Uma memberimu susu. Padahal Uma tak akan lupa rasa stresnya saat kamu minum susu dan tidak makan, lalu di tengah waktu bermain kamu kelaparan. Hadeh. Untuk itu, Uma minta maaf. Tidak ada niat melarang berlebihan. Yang Uma lakukan semata-mata buat kebaikan Rawi, tidak mungkin tidak. Makanan manis hanya akan memb...

Kegalauan Weekend

Semua bermula saat.. negara api menyerang.

Oh. Bukan.

Ini gara-gara I'm Kom, eh boleh kan ya sebut merk aja? Jurnalis kan gak banyak basa-basi. *ups

Minggu ini se-su-a-tu banget. Ngurus poster, ngerampungin Proker, planning kampanye, lobi tim sukses, dan... wooohooo! Capek! Tapi untungnya pakai IM3, dapat bonus 250 SMS setelah kirim 2 SMS dengan pulsa di atas 1.000 rupiah. Iya, ini promosi.

Lanjuuut. Minggu depan bakal jadi minggu yg sibuk. Mulai kampanye, orasi hari Rabu, plus tugas-tugas kampus yang masih butuh perhatian, yaitu Komunikasi Massa dan Penulisan Berita Media Cetak. Buat Kommas, gue masih harus bikin list pertanyaan utk wawancara ke Yayasan SET, bikin rangkuman dan power point, serta wawancara ke Yayasan SET-nya, which is dibawah naungan Garin Nugroho.

Sedangkan tugas PBMC, gue harus keep contact pihak Kompas, semoga Pak James bisa. Trus siapin surat-surat izin untuk ke Dewan Pers dan Satelit News, koran lokal Tangerang. Untungnya udah wawancara ke Direktur LSPP, Pak Ignatius Haryanto, which is dosen Jurnalistik paling oke, dan udah ke AJI juga. Semua ini buat tugas bikin berita dengan tema Sertifikasi Wartawan. Fiiiuh~

Yang bikin minggu ini awesome:

GUE KE AJI LOH!

Iya sih, norak. Ape lu kate dah! Tapi AJI, Aliansi Jurnalis Independen, adalah kumpulan orang-orang dengan independensi yang keren. Organisasi jurnalis ini selalu memegang teguh tekadnya untuk mempertahankan profesi jurnalis yang harusnya bebas dari tekanan dan juga tidak menekan pihak lain. Tidak boleh menodai hakikat jurnalis, seperti yang telah diwariskan oleh jurnalis-jurnalis terdahulu. Mereka berjuang dengan berani untuk memerdekakan jurnalis, masa iya kita nodai dengan mudahnya, melalui aneka pemerasan narasumber, terlebih menjadi wartawan Bodrex?

"Iya itu namanya wartawan Bodrex, karena bikin kita pusiiiing mulu, haduhh," begitu jawab Pak Sunu, wartawan TEMPO, pas gue tanya kenapa namanya Bodrex. Wartawan jenis ini biasanya minta uang transport atau apalah namanya. Itu tentu menyalahi kode etik jurnalis.


Kemudian gue dan Indah dapet banyak info tentang sertifikasi, yang tujuan awalnya utk menindak kasus wartawan Bodrex ini. Sertifikasi nantinya mampu mengurangi kecurangan tersebut, terlebih akan ada standarisasi perusahaan media, mengenai berapa modal mereka utk membuka sebuah perusahaan media, dan standar lainnya.

Intinya seperti itu. Mungkin ntar kalau udah jadi berita bakal gue share di sini :))

Post kali ini akan gue tutup dengan sebuah kegalauan lain:

"Kenapa sih orang selalu meminta gue utk BELAJAR MENGERTI mereka? Kenapa mereka nggak BELAJAR MENGERTI gue juga? Kan gue juga manusia!"

"Saat gue minta utk dimengerti, eee gue malah diposisikan bersalah dan dipojokkan!"

"Kata Hasya, itu namanya gue orang baik, dan jadi orang baik itu susah."

"Apa iya jadi orang baik itu selalu begini? Dipojokkan dan mengalah?"

"Kalau iya.. hah, gue capek jadi orang baik!"

Oke. Selamat bergalau ria juga.

Salam goyang gayung!

Komentar

Postingan Populer