Langsung ke konten utama

Unggulan

Dear, Rawi (3)

Raw, ada banyak momen dalam hidup Uma ketika Uma merasa tidak berharga, meski Uma telah melakukan yang terbaik, meski Uma dipuji, bahkan meski Uma memiliki orang-orang baik di sekitar Uma. Rasa kesepian yang konstan, tuntutan yang tak terlihat namun tetaplah ada--mengintip di balik wajah setiap orang-orang tua, itu melelahkan. Ketika ia menggunung, rasanya Uma hanya ingin mengakhiri segalanya. Rawi, semoga Allah terus mengizinkan Uma dan Baba mendampingimu hingga kelak kamu berdiri di atas kakimu sendiri, mampu mencukupi dirimu sendiri.  By the way, kamu kini sudah dua tahun lebih tiga bulan. Mulai pusing Uma ketika kamu kembali GTM, kayaknya sih karena tumbuh gigi. Mulai pusing juga karena Rawi seperti terlambat bicara. Apakah karena Rawi menonton YouTube? Ah, itu dia, dilema nomor satu Uma. Karena kamu menolak anteng saat makan, ataupun anteng hanya sepuluh menitan, maka Uma terpaksa memberimu screen time , alias mengajakmu menonton video agar kamu betah makan sampai habis. Sungg...

Menjadi Toleran

"Nas, kenapa sih kamu banyak milih ayat atau hadis yang toleran? Beragama kok pilih mudahnya aja? Kayaknya kamu terlalu toleran."
Pernah ditanyain gini? Pernah.

Jawabnya?

"Kamu mainnya kurang jauh, Mas. Menjadi toleran tidak selalu mudah. Saya harus terbuka dengan pertanyaan teman-teman yang beda keyakinan, harus memaksakan diri belajar hal hal simpel seperti 'kenapa babi itu haram', padahal di hati mah kita terima-terima aja dilarang makan babi :p

Kudu belajar lagi jihad itu sebenarnya apa, dan kenapa banyak orang Islam jadi teroris. Apa pula itu Jaringan Islam Liberal. Kenapa FPI keliatannya galak dan brutal.

Saya harus hati-hati bicara agar tak menyinggung mereka, harus pikir-pikir sebelum menanggapi perkara agama saya. Kadang, menjadi toleran nggak semudah saya bicara tentang babi dan jihad kepada Mas. Mereka masih bingung kenapa Islam pakai konsep ta'aruf, dan itu jadi bahan belajar saya untuk bisa jawab pertanyaan mereka.

Banyak hal baru yang mereka perlu tahu, banyak hal baru yang saya juga pelajari pelan-pelan. Sungguh itu nggak semudah saya ngomongin Islam sama Mas."

Ya ini menurut saya aja, sih.

Komentar

Postingan Populer